Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mendorong produksi/ jasa reefer container buatan domestik untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk laut dan penangkapan ikan.
Kemenko Marves sendiri mengembangkan pengujian reefer cointainer yang diproduksi oleh anak-anak bangsa di Madiun, Timur Jawa, dengan kapasitas 1 ton, 2 Ton dan 5 Ton.
"Reefer container ini telah diuji dan dapat bekerja dengan baik. Ini adalah hasil kerja sama antara industri kereta api PT Industri Kereta Api (PT INKA) dan PT Kelola Mina Laut (PT KML). Dengan keberhasilan ini, kita harus terus mengawal dan mendorong scale up-nya menuju produksi massal, "kata Asisten Deputi Hilirisasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves Amalyos Chan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Direktur Jenderal PT INKA Junaidi menyatakan bahwa pembuatan kontainer rujukan berisi konten lokal yang disesuaikan serta ketentuan TKDN Menteri Industri. "Kontainer referensi ini berisi konten lokal 71%. Dalam hal ini, produksi kontainer referensi mampu berkontribusi pada kekerasan gerakan bangga yang dibuat di Indonesia, "katanya.
Produksi atau jasa reefer container adalah cara untuk meningkatkan produksi produk perikanan dan angkatan laut. Dengan adanya reefer container, produk perikanan segar, mampu mempertahankan kualitasnya untuk negara tujuan selama ekspor atau ketika dikirim ke setiap wilayah di Indonesia.
Ini adalah formulir Indonesia yang membentuk perusahaan industri berdasarkan sistem rantai dingin atau sistem rantai dingin untuk produk laut dan perikanan Indonesia.
Penggunaan reefer container rumah tangga untuk merujuk juga menerima dukungan dari berbagai asosiasi yang terlibat dalam Angkatan Laut dan perikanan di Indonesia.
Presiden Umum Asosiasi Rantai Pendinginan Indonesia (ARPI) Hasanuddin Yasni mengevaluasi reefer container akan membantu meningkatkan hilirisasi industri maritim dan perikanan Indonesia.
"Tempat penyimpanan produk laut dan penangkapan ikan dalam bentuk reefer container akan sangat berkontribusi pada peningkatan hilirisasi industri angkatan laut dan perikanan Indonesia. Kami menerapkan peti kemas pendingin ini nanti untuk nelayan kami, sehingga kualitas dan kualitas produk penangkapannya semakin kompetitif, "kata Yasni.
Sumber : Antara
